E.
Teknik
Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode
observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi langsung, dimana
penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap upaya pelestarian batik
Batang sebagai warisan kekayaan budaya masyarakat Batang beserta faktor-faktor
yang berpengaruh terhadapnya dengan melihat instrumen sebagai pedoman
pengamatan yang ditunjukkan kepada masyarakat Batang, terutama masyarakat
Batang yang mempunyai peranan dalam upaya-upaya pelestarian batik Batang.
Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini sendiri dilaksanakan pada tanggal 28
Mei sampai dengan 7 Juli 2012.
Penulis
dalam melakukan observasi mengandalkan pengamatan dan ingatan, akan tetapi penulis juga menggunakan sarana
pendukung untuk mempermudah pengamatan dan ingatan. Sarana pendukung yang
penulis gunakan antara lain buku saku untuk mencatat hal-hal penting dan kamera
untuk merekam dan mengambil gambar terkait dengan upaya pelestarian batik
Batang. Penulis juga menambah persepsi atau pengetahuan tentang upaya
pelestarian batik Batang serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadapnya guna
mendukung observasi yang dilakukan.
Fokus observasi yang dilakukan tidak
terlepas dari beberapa pokok permasalahan yang dibahas oleh penulis. Bahasan
yang menjadi fokus observasi penulis antara lain gambaran umum batik Batang, upaya
pelestarian batik Batang sebagai warisan kekayaan budaya masyarakat Batang
beserta faktor-faktor yang berpengaruh terhadapnya. Penulis melakukan observasi sebelum
melaksanakan penelitian dengan melakukan observasi terkait dengan tindakan-tindakan
yang berhubungan dengan upaya pelestarian batik Batang di Kecamatan Batang,
Kabupaten Batang.
Observasi
dilakukan dengan cara mengamati segala sesuatu yang berhubungan dengan batik
Batang serta mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
pelestarian batik Batang. Observasi yang dilakukan sangat bermanfaat
bagi penulis karena penulis dapat mengetahui peranan yang dilakukan oleh pihak-pihak
terkait dalam upaya pelestarian batik Batang. Data pengamatan yang diperoleh dari hasil observasi menjadi
bekal yang lebih dari cukup yang untuk penelitian lebih lanjut secara lebih detail
dan mendalam dengan menggunakan tahap selanjutnya yaitu wawancara.
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, wawancara tak
berstruktur dan wawancara mendalam. Wawancara terstruktur dilakukan untuk
memperoleh gambaran identitas dan latar belakang dari sumber data penelitian yang terlibat dalam upaya
pelestarian batik Batang. Penulis
menggunakan teknik wawancara secara mendalam (indepth interview) dalam pelaksanaan pengumpulan data di
lapangan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Alat bantu yang
penulis gunakan dalam wawancara yaitu pedoman wawancara. Perangkat yang
digunakan dalam pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data berupa pertanyaan
yang ditujukan kepada para pemilik tempat pembuatan batik Batang yaitu Bapak Kunarudi
dan Bapak Abdul Majid, para pekerja di tempat pembuatan batik Batang yang
antara lain adalah saudara Tegar Rahmawan, saudara Arifianto, saudara Ahmad
Toha dan saudara Hadi Purwanto, pemasar batik Batang yaitu Bapak Burhan,
saudara Agus Zaenudin, saudari Dessy Firdha dan saudari Anik serta Bapak
Sunardi sebagai Kepala Bidang Seni dan Bahasa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Batang, Bapak Eman dan Bapak Nazzarudin sebagai pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Batang, serta saudara Priyo Himawan dan
saudari Astuti Nur Azizah sebagai warga masyarkat Batang.
Wawancara
dengan pemilik tempat pembuatan batik Batang yaitu Bapak Kunarudi dilaksanakan pada
tanggal 15 Juni 2012 pukul 13.30. Pemilihan waktu wawancara dengan Bapak
Kunarudi disesuaikan dengan waktu luang Bapak Kunarudi agar tidak mengganggu
kegiatan sehari-hari beliau dan wawancara bisa dilakukan dengan detail dan mendalam,
sehingga data yang diperoleh dari hasil wawancara itu pun bisa lebih
menggambarkan keaadaan nyata di lapangan. Pada tanggal 17 Juli 2012 pukul 09.00 dilakukan wawancara dengan Bapak Abdul
Majid selaku pemilik tempat pembuatan batik Batang di lokasi yang berbeda
dengan tempat pembuatan batik Batang yang dimiliki Bapak Kunarudi. Pemilihan
waktu wawancara dengan Bapak Abdul Majid disesuaikan dengan waktu Bapak Abdul
Majid sedang tidak sibuk agar penulis dapat melakukan wawancara dalam situasi
yang bebas dari tanggungan beban.
Wawancara
dengan saudara Tegar Rahmawan yang merupakan seorang pekerja di tempat pembuatana
batik Batang dilakukan pada tanggal 18
Juni 2012 pukul 19.00, kemudian pukul 21.15 wawancara dilanjutkan dengan
saudara Agus Zaenudin sebagai seorang pemasar batik Batang. Wawancara pada
malam hari yang dilaksanakan pukul 19.00 dan pukul 21.15 mengambil pertimbangan
karena pada malam tersebut saudara Tegar Rahmawan dan saudara Agus Zaenudin sedang
mempunyai waktu luang yang dapat digunakan untuk wawancara. Wawancara dengan
para pekerja-pekerja lain di tempat pembuatan batik Batang dilaksanakan pukul
15.00 pada tanggal 23 juni 2012, yaitu dengan saudara Arifianto dan saudara
Ahmad Toha ketika keduanya sedang melaksanakan proses penyelesain dalam
kegiatan pembuatan batik Batang. Penulis setelah itu melakukan wawancara dengan
saudara Bramantya Panji pada tanggal 24 Juli 2012 pada jam 16.00 agar tidak
mengganggu kegiatan saudara Bramantya
Panji tersebut.
Tanggal
25 Juni 2012 dilakukan wawancara dengan Bapak Sunardi pada pukul 14.00 di
kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pada saat pak Sunardi sedang tidak
sibuk. Bapak Sunardi kemudian memberikan rekomendasi untuk melanjutkan
penelitian ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar penelitian yang
dilakukan bisa mendapatkan data yang lebih lengkap karena Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Batang juga turut berperan dalam upaya pelestarian
batik Batang. Penulis kemudian pada tanggal 26 Juni 2012 melakukan wawancara
dengan Bapak Nazzarudin dan Bapak Eman Tri Warsono yang merupakan pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Batang. Wawancara dengan Bapak
Nazzarudin dilakukan pukul 13.30, setelah itu wawancara dilanjutkan kepada
Bapak Eman Tri Warsono pada pukul 14.30.
Wawancara
dengan Bapak Burhan dan saudari Anik dilaksanakan pada tangal 1 Juli 2012. Pukul
13.00 dilakukan wawancara dengan saudara Anik dan pukul 16.00 wawancara dilanjutkan
dengan Bapak Burhan. Wawancara dilakukan di pusat usaha batik milik bapak
Burhan dan pemilihan waktu wawancara disesuaikan dengan keluangan waktu saudari
anik dan Bapak Burhan.
Wawancara
dengan saudara Priyo Himawan saudari Astuti Nur Azizah dilaksanakan pada
tanggal 7 dan 8 Juli 2012. Wawancara dilaksanakan pada pukul 16.30 ketika
saudara Priyo dan dan saudari Astuti agar tidak mengganggu kegiatan mereka
sehari-hari. Penulis melakukan wawancara dengan saudara Susanto pada tanggal 11
Juli 2012 di stan batik Batang dalam acara Batang Expo ketika saudara Susanto
setelah saudara Susanto menyanggupi untuk diwawancara pada saat itu. Tanggal 12
Juli 2012 dilakukan dwawancara dengan saudari Kharis Eka Pratiwi pada pukul
16.00 pada saat saudari Kharis Eka Pratiwi sedang tidak sibuk. Wawancara dengan
suadara Dwi Janar dilaksanakan pada tangal 14 Juli 2012 pada saat saudara Dwi
Janar selesai mengikuti acara Parade Seni Budaya Jawa Tengah.
c. Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini penulis gunakan
untuk mendukung kelengkapan data kajian penelitian dengan mengambil atau mengutip
dokumen yang berhubungan dengan upaya pelestarian batik Batang. Pengambilan
dokumentasi dimulai sejak penulis melakukan observasi penelitian hingga
pelaksanaan penelitian itu sendiri. Pengambilan dokumentasi dilakukan diantara
tanggal 15 Juni sampai
dengan tanggal 14 Juli 2012.
Dokumen foto yang penulis gunakan untuk mendukung penulisan
ini yaitu foto pribadi yang penulis hasilkan sendiri pada saat proses observasi
dan kegiatan penelitian atau pada saat wawancara berlangsung. Foto dokumentasi
yang penulis hasilkan berupa foto batik Batang, kegiatan pembuatan kerajinan
batik Batang, model-model pakaian dari kain batik Batang dan kegiatan-kegiatan
lain yang berhubungan dengan upaya pelestarian batik Batang. Penulis juga
menggunakan dokumen foto berupa gambar-gambar batik Batang yang penulis
dapatkan dari Dinas Kebudayaan Penulis juga menggunakan dokumen foto berupa
gambar-gambar batik Batang yang penulis dapatkan dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Batang guna mendukung kelengkapan data penelitian penulis.
F.
Validitas Data
Pelaksanaan uji keabsahan dalam Kajian Fenomenologi
mengenai Upaya Pelestarian Batik Batang sebagai Warisan budaya Masyarakat
menggunakan metode triangulasi data, yakni membandingkan data hasil pengamatan
penelitian dengan data hasil wawancara para
pemilik tempat pembuatan batik Batang, pekerja pembuatan batik Batang, pemasar
batik Batang, pemerintah Kabupaten Batang serta masyarakat Batang yang turut
berperan dalam upaya pelestarian batik Batang. Teknik triangulasi dalam
penelitian ini lebih ditekankan kepada teknik triangulasi sumber. Triangulasi
sumber penulis gunakan untuk menguji validitas data dengan cara mengecek data
yang diperoleh melalui beberapa sumber yang terkait dengan upaya pelestarian
batik Batang. Triangulasi sumber penulis lakukan dengan cara membandingkan data
hasil pengamatan penulis dengan data hasil wawancara dengan para pemilik tempat
pembuatan batik Batang, para pengrajin batik Batang, pemasar batik Batang,
pemerintah Kabupaten Batang serta masyarakat Batang yang turut berperan dalam
upaya pelestarian batik Batang.
Hasil wawancara
dengan Bapak Kunarudi sebagai pemilik tempat pembuatan batik Batang di
Kelurahan Kauman pada tanggal 15 Juni 2012 pukul 13.30 tentang gambaran umum
mengenai batik Batang, diperoleh data bahwa batik Batang merupakan batik
keratonan, sedangkan ciri khas dari batik Batang adalah warna sogan ireng-irengan. Data tersebut
penulis bandingkan dengan hasil observasi pada tanggal 28 Mei sampai tanggal 7
Juni 2012. Data yang diperoleh dari hasil observasi berbeda dengan hasil
wawancara yang telah dilakukan. Data dari hasil observasi dapat disimpulkan
bahwa batik Batang dapat digolongkan ke dalam dua jenis kategori, yakni batik
keratonan dan batik pesisiran.
Penulis menguji
keabsahan data hasil wawancara dengan Bapak Kunarudi dan data hasil observasi dengan
melakukan wawancara terhadap Bapak Eman Tri Warsono pada tanggal 26 Juni 2012. Bapak
Eman mengungkapkan bahwa batik Batang identik dengan warna sogan ireng-irengan karena awal mula batik Batang memang
berasal dari dearah keratonan, akan tetapi batik Batang juga kental dengan
unsur batik rifa’iyah yang identik
dengan pengaruh pesisiran. Penulis kemudian melakukan perbandingan data hasil
wawancara dengan data sekunder dari presentasi materi seminar yang berjudul “Sebuah
Upaya Awal Penggalian dan Pengembangan Budaya Batik di Kabupaten Batang” oleh Kwan
Hwie Liong (William Kwan HL). Data presentasi materi seminar tersebut
menyatakan bahwa ragam gaya batik Batang dapat terbagi ke dalam dua kategori,
yakni batik vorstenlanden (batik
pedalaman atau batik keratonan) dan batik pesisiran. Batik pesisiran yang
berkembang di daerah Batang antara lain batik pesisiran gaya Tionghoa (Cina), batik
pesisiran gaya Belanda, batik pesisiran gaya Islam (Rifa’iah) dan batik
pesisiran gaya bebas.
Kesimpulan yang
penulis dapatkan dari hasil triangulasi sumber data yang dilakukan yaitu batik
Batang secara umum digolongkan ke dalam dua jenis kategori, yakni Batik Batang
Keratonan dan Batik Batang Pesisiran. Batik-batik Batang Jawa biasanya
dipengaruhi oleh budaya-budaya Jawa dan Hindu-Budha, sedangkan Batik-batik
Batang Pesisiran biasanya lebih dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya China,
Belanda dan Rifaiyah.
G.
Teknik Analisis Data
Data yang
diperoleh dari lapangan mengenai gambaran umum batik Batang, upaya pelestarian
batik Batang sebagai warisan budaya masyarakat bersama dengan faktor-faktor
pendukung dan penghambat, serta solusi yang dilkaukan terhadap faktor
penghambat dalam upaya pelestarian batik Batang kemudian diolah sehingga
diperoleh keterangan yang bermakna, kemudian selanjutnya dianalisis. Proses
analisis komponen utama yang diperhatikan penulis dalam analisis data adalah:
1.
Pengumpulan data
penelitian dilakukan dengan mencatat semua data secara objektif dan apa
adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan. Pengumpulan
data penulis lakukan mulai dari tanggal 5 Juni 2012. Pengumpulan data diperoleh
melalui observasi dan wawancara dengan para
pemilik tempat pembuatan batik Batang, pekerja pembuatan batik Batang, pemasar
batik Batang, pemerintah Kabupaten Batang serta masyarakat Batang yang turut
berperan dalam upaya pelestarian batik Batang. Kelengkapan data
penelitian juga penulis peroleh dari dokumen-dokumen, dan foto-foto penelitian
yang penuli dapatkan di lapangan.
2.
Penulis melakukan reduksi data untuk menganalisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data tentang upaya pelestarian batik Batang sebagai warisan
budaya masyarakat Batang sampai kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik
dan diverifikasi. Reduksi penulis lakukan setelah mendapatkan data hasil
wawancara dan data berupa dokumentasi juga yang terkait dengan upaya
pelestarian batik Batang sebagai warisan budaya masyarakat Batang. Data hasil
wawancara penulis pilah-pilah dan penulis kelompokkan sebelum dianalisis.
Penulis menyimpan data yang penting dan dapat mendukung penelitian Kajian
Fenomenologi mengenai Upaya Pelestarian Batik Batang sebagai Warisan Budaya
Masyarakat Batang, sedangkan untuk data yang kurang mendukung penulis sisihkan
agar tidak menggangu proses pembuatan tulisan akhir.
3.
Penyajian data dilakukan setelah penulis melakukan
reduksi data yang digunakan sebagai bahan laporan. Hasil reduksi data mengenai
upaya pelestarian batik Batang yang telah penulis kelompokkan kemudian
disajikan dan diolah serta dianalisis oleh dengan teori fungsionalisme
struktural. Data yang terkait dengan upaya pelestarian batik Batang sebagai
warisan budaya masyarakat yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
yang terpilih kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif melalui proses
analisis dengan menggunakan teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons
yang berisi tentang uraian masalah kajian.
4.
Verifikasi penulis lakukan setelah penyajian
data selesai, dan ditarik kesimpulanya berdasarkan hasil penelitian lapangan
yang telah dianalisis dengan teori. Verifikasi yang telah dilakukan dan
hasilnya diketahui, memungkinkan kembali penulis menyajikan data yang lebih
baik. Hasil dari verifikasi tersebut penulis gunakan sebagai data penyajian
akhir, karena telah lelaui proses analisis untuk yang kedua kalinya, sehingga
kekurangan data pada analisis tahap pertama dapat dilengkapi dengan hasil
analisis tahap kedua agar diperoleh data penyajian akhir atau kesimpulan yang
baik.
Bagan alur dalam analisis data dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Analisis Data Interaktif dalam Kajian
Fenomenologi mengenai Upaya Pelestarian Batik Batang sebagai Warisan Budaya
Masyarakat
Ketiga
komponen tersebut di atas saling interaktif, artinya saling mempengaruhi dan
terkait. Langkah pertama dilakukan penelitian di lapangan dengan mengadakan
observasi, wawancara, mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan dan mengambil
foto yang dapat merepresentasikan jawaban dari permasalahan yang diangkat.
Tahap ini disebut dengan pengumpulan data. Pada tahap ini, data yang dikumpulkan
sangat banyak, maka setelah itu dilakukan tahap reduksi data untuk memilah-milah data
yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini. Data tersebut yang kemudian
ditampilkan dalam pembahasan karena dianggap penting dan relevan dengan
permasalahan penelitian. Setelah tahap reduksi selesai, kemudian dilakukan
penyajian data secara rapi dan tersusun sistematis. Setelah ketiga hal tersebut
sudah benar-benar terlaksana dengan baik, maka diambil suatu kesimpulan atau
verifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar